Cerita Sex Tante Silvy Horny Berat
Kata guruku waktu jaman sekolah aku termasuk orang yang cemerlang dan
pandai, sekarang aku sudah menjadi mahasiswa dan hidup mandiri gimana
caranya aku bisa mendapatkan jajan tambahan , banyak teman yang
menyarankanku untuk membuka les privat bagi siswa siswi yang masih duduk
di sekolah lanjutan, banyak tawaran diantaranya teman kampusku untuk
menyuruhku memberikan les privat adiknya yang masih SMP.
Cerita Dewasa Tante Silvy Horny Berat
Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja
sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen,
berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil
Tante Silvy, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan
keluarganya.
Konon kabarnya Tante Silvy adalah mantan ratu kecantikan di kota
kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan
bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik
Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena
Tante Silvy selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.
Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali
buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut
dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit
malas belajar. Tetapi Tante Silvy malah menyarankan untuk memberikan
pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.
Setiap saya selesai mengajar, Tante Silvy selalu menunggu saya untuk
membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap
menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu
bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Silvy semakin
akrab.
Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang
seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi
tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah
menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu
saya mengajar.
Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Silvy datang dengan wajah
cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun
salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar.
Tetapi Tante Silvya tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang
harus dibicarakan dengan saya.
Ketika Tante Silvy memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah
kagetnya saya, ternyata Tante Silvy telah memakai baju yang sangat
seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai
berumur, Tante Silvy masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan
senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai
tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran
payudaranya kira-kira 36B.
Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya
berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan
sejalan dengan cairnya situasi, Tante Silvy mulai bercerita tentang
kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi
pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.
“Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Silvy.
“Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
“Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Silvy sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
“Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut
Tante Silvy yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak
membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri
yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk
“bercinta” dengan Tante Silvy ini, karena selama ini saya menganggap
dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
“Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan
diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya.
Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai
meremas-remas payudaranya yang masih montok itu.
Tante Silvy juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat
kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang
dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.
Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu,
Tante Silvy menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar
tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia
melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si
Tante, pikirku.
Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya.
Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
“Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.
Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Silvy yang sudah jongkok di
depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan
cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya.
Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya
merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan
saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka
bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat
keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks
saya menjadi semakin besar.
Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara
itu Tante Silvy terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH
hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah
mengeras.
“Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante
jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang
berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang
kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya
mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
“Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh
Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri
kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena
berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak
menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama
kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante
menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya
yang menjilat-jilat liang kemaluannya.
Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Silvy sekarang
meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang
kemaluannya.
“Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
“Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya
nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh,
nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur
dengan pelan.
“Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai
mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik
meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Silvy mengejang
kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.
Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas
saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan
ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya
merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan
gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas
payudaranya lagi.
“Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
“Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
“Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya
di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
“Arghhh..!” teriak Tante Silvy.
Tante Silvy kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk
badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot
kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam
bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan
menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Silvy dalam keadaan
telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah
kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya
dari belakang.
Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Silvy dari belakang,
dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta
menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante
langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi
bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari
Tante Silvy, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya
kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang
keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya
melakukannya dengan gaya dogie style.
“Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat
seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara
itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
“Rud… mandi yuk..!” pintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar
mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Silvy untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai
terangsang kembali.
“Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
“Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.
Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Silvy agar duduk di
atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam
lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa.
Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat
saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang
kemaluannya. Tante Silvy kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah
berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu
kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa
perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah
teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami
masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah
lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di
sana.
Cerita Sex Tante Silvy Horny Berat
Reviewed by lolypop
on
05.02
Rating:

Tidak ada komentar